Rasio elektrifikasi secara nasional tinggi mencapai 99,63 persen berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI. Namun, di beberapa wilayah timur Indonesia, rasionya masih rendah, termasuk pulau-pulau terluar dan terdepan.
Alhasil, akses masyarakat terhadap energi listrik selama 24 jam penuh belum dicapai. Menteri ESDM Arifin Tasrif pernah menyatakan, pemerintah secara berkelanjutan memantau kemajuan dari pencapaian rasio elektrifikasi di Indonesia mengingat rasio elektrifikasi nyata menyangkut keadilan atau pemerataan untuk mengakses listrik.
“Pada tahun ini, pemerintah juga mencanangkan peningkatan rasio elektrifikasi nasional terutama untuk kawasan timur Indonesia. Lebih spesifik lagi, bisa menjangkau daerah terpencil seperti Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Nusa Tenggara Timur (NTT),” ujar Menteri Arifin, beberapa waktu lalu.
Sejalan itu, sejumlah pihak berinisiatif untuk memberikan akses istrik lebih besar di Pulau Medang di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Selama ini warga pulau ini mendapatkan listrik hanya mengandalkan genset berbahan bakar solar yang berbiaya mahal. Akses untuk membantu masyarakat Pulau Medang itu dilakukan oleh Dewan Gereja Katolik Labuan Bajo. Teknologinya menggunakan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) dengan panduan Peraturan Menteri ESDM No 26/2021 Bab 2.
Pembangunan PLTS Atap dilakukan di Dusun Batu Tiga, dusun tunggal di Pulau Medang. Kemudian Dusun Pontianak dan Pasir Pajang, bagian dari Pulau Flores.
Source: merdeka.com